Selama karier balap, Rossi selalu memakai nomor 46, nomor dia pakai setelah menonton aksi seorang pembalap wildcard Jepang bernomor 46 di televisi. Nomor itu juga sempat dipakai ayahnya ketika memenangkan balapan pertama dengan motor Morbidelli pada 1979.
Saat ini nomor 46 itu jadi kebanggaannya. Meski sudah tujuh kali menyandang gelar juara dunia, Rossi tidak pernah menggunakan nomor 1. Padahal sesuai aturan MotoGP juara dunia boleh memakai anggka dianggap paling sakral di arena balap itu.
Mulai terkenal
Nama Valentino Rossi mulai melambung saat pertama bergabung di GP500cc bersama tim eks pembalap kawakan Michael Doohan. Tim itu dikepalai mekanik handal asal Australia bernama Jerremy Burgess.
Saat menangani Doohan, semua mekanik dan staff mekanik sangat serius, cenderung bekerja penuh tekanan. Suasana tim seperti itu membuat Rossi bertekad untuk merayakan besar-besaran ketika menang.
Sejak saat itulah, pesta kemenangan menjadi ciri khas Rossi. Tidak hanya bersama para kru dan mekanik, kemenangan Rossi selalu dirayaka bersama ribuan pendukungnya di sirkuit.
Dalam karier balapnya, Rossi selalu berganti julukan dan melakukan hal-hal menarik perhatian. Dia beralasan semua itu dilakukannya dengan niat bersenang-senang dan melakukan sesuatu yang lucu.
Julukan
Julukan pertama disandang Rossi adalah, Rossifumi. Panggilan itu diberikan temannya saat Rossi membalap di kelas 125cc. Julukan ini tercipta karena Rossi kagum dengan pembalap Jepang, Norick Abe. Pada 2004, Rossi dan Abe sama-sama membela Yamaha. Rossi berada di tim Gauloises Fortuna Yamaha Team sedangkan Abe di Fortuna Gauloises Tech 3 Yamaha Team.
Julukan kedua disandang Rossi adalah Valentinik. Julukan ini diambil dari superhero dari Italia bernama Paperinik. Julukan ini dipakainya saat membalap di kelas 250cc. Julukan ketiga pada Rossi adalah, The Doctor. Sebutan itu disandangnya setelah naik di kelas 500cc pada musim 2000.
Pada akhir musim 2003 menjelang musim 2004, Valentino Rossi membuat keputusan untuk hijrah dari tim pabrikan Honda untuk bergabung bersama tim Yamaha. Padahal saat itu prestasi Yamaha sedang melempem. Mereka terakhir meraih juara dunia pada 1992 melalui pembalap Wayne Rainey.
Rossi tidak pindah ke tim Yamaha sendirian, ia juga membawa Jerremy Burgess, kepala mekaniknya yang dahulu juga menangani Doohan dan Criville. Mereka melakukan serangkaian tes guna membenahi teknologi motor Yamaha YZR M1, supaya mampu menandingi motor RC211V milik Honda.
Saat itu banyak orang pesimis bahwa Rossi akan mampu mempertahankan gelar juaranya. Tapi dia mementahkan semuanya. Bahkan pada seri pertama musim 2004 di GP Welkom, Afrika Selatan, mengalahkan Max Biaggi yang mengendari motor Honda. Pada 2004 dan 2005 Rossi jadi juara dunia bersama Yamaha.
Pada 2011, Valentino Rossi kemudian pindah ke Ducati, ada banyak alasan mengapa Rossi berpindah haluan ke Ducati. Salah satu isu mencuat kepindahannya hanya karena uang. Nilai kontrak jauh lebih tinggi bersama Ducati dikabarkan menjadi daya tarik utama buat The Doctor.
Selama dua tahun bersama Ducati, Rossi tidak pernah merasakan sekali pun kemenangan. Prestasi paling top adalah peringkat dua di GP Prancis dan GP Marino pada 2012. Kemudian peringkat tiga di GP Prancis pada 2011.
Pada 2013, Valentino Rossi kembali ke Yamaha, alasan kembali karena sangat ketagihan dengan kemenangan. Rossi memegang rekor sementara kemenangan terbanyak di kelas primer, sejak debutnya pada 2000.
Penghargaan:
Gelar Juara Dunia 125cc (1997)
Gelar Juara Dunia 250cc (1999)
Gelar Juara Dunia 500cc (2001)
Gelar Juara Dunia Moto GP (2002)
Gelar Juara Dunia Moto GP (2003)
Gelar Juara Dunia Moto GP (2004)
Gelar Juara Dunia Moto GP (2005)
Gelar Juara Dunia Moto GP (2008)
Gelar Juara Dunia Moto GP (2009)
Source : www.money.id
No comments:
Post a Comment